Archive for tarbiyah islamiyah..

Ukhti..kamu cantik sekali..

Ukhti, kamu cantik sekali…

Tapi hanya di mata manusia. Sedangkan yang Maha Kuasa tak pernah memandang rupa atau pun bentuk tubuh kita. Namun Ia melihat pada hati dan amal-amal yang dilakukan hamba-Nya.

Ukhti, kamu cantik sekali…

Tapi cantik fisik tak akan pernah abadi. Saat ini para pesolek bisa berbangga dengan kemolekan wajah ataupun bentuk tubuhnya. Namun beberapa saat nanti, saat wajah telah keriput, rambut pun kusut dan berubah warna putih semua, tubuh tak lagi tegak, membungkuk termakan usia, tak akan ada lagi yang bisa dibanggakan. Lebih-lebih jika telah memasuki liang lahat, tentu tak akan ada manusia yang mau mendekat.

Ukhti, kamu cantik sekali…

Tapi kecantikan hanyalah pemberian dan untuk apa dibangga-banggakan? Sepantasnya kecantikan disyukuri dengan cara yang benar. Mensyukuri kecantikan bukanlah dengan cara memamerkan, memajang gambar atau mengikuti bermacam ajang lomba guna membandingkan rupa, sedangkan hakekatnya wajah itu bukan miliknya. Tidakkah engkau jengah bila banyak mata lelaki ajnabi yang memandangi berhari-hari? Tidakkah engkau malu ketika wajahmu dinikmati tanpa permisi karena engkau sendiri yang memajang tanpa sungkan. Ataukah rasa malu itu telah punah, musnah? Betapa sayangnya jika demikian sedangkan ia sebagian dari keimanan.

Ukhti, kamu cantik sekali…

Tapi apa manfaat pujian dan kekaguman seseorang? Adakah ia akan menambah pahala dari-Nya? Adakah derajatmu akan meninggi di sisi Ilahi setelah dipuji? Tak ada yang menjamin wahai ukhti. Mungkin malah sebaliknya, wajah cantik itu menjadikanmu tak punya harga di hadapan-Nya, karena kamu tak mampu memelihara sesuai dengan ketentuan-Nya.

Ukhti, kamu cantik sekali…

Kecantikan itu harta berharga, bukan barang murah yang bisa dinikmati dengan mudah. Dimana nilainya jika setiap mata begitu leluasa memandang cantiknya rupa. Dimana harganya jika kecantikan telah diumbar, dipajang dengan ringan tanpa sungkan. Dimana kehormatan sebagai hamba tuhan jika setiap orang, baik ia seorang kafir, musyrik atau munafik begitu mudah menikmati wajah para muslimah?

Ukhti, kamu cantik sekali…

Alangkah indah jika kecantikan fisik itu dipadu dengan kecantikan hatimu. Apalah arti cantik rupawan bila tak memiliki keimanan. Apalah guna tubuh molek memikat bila tak ada rasa malu yang lekat. Cantikkan dirimu dengan cahaya-Nya. Cahaya yang bersinar dari hati benderang penuh keimanan. Hati yang taat senantiasa patuh pada syariat. Hati yang taqwa, yang selalu menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Hati yang sederhana, yang tak berlebihan dalam segala urusan dunia.

Ukhti, kamu cantik sekali…

Maka tampillah cantik di hadapan penciptamu karena itu lebih berarti dari pada menampilkan kecantikan pada manusia yang bukan muhrimmu Tampillah cantik di hadapan suamimu, karena itu adalah bagian dari jihadmu. Mengabdi pada manusia yang kamu kasihi demi keridhoan Ilahi. Tampillah cantik, cantik iman, cantik batin, cantik hati, karena itu lebih abadi.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda : “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada jasad-jasad kalian dan tidak juga kepada rupa-rupa kalian akan tetapi Allah melihat kepada hati-hati kalian (dan amalan-amalan kalian)” (HR. Muslim)

Leave a comment »

cinta harus bersemi di pelaminan

Oleh : Anis Matta Lc.
(dengan sedikit tambahan)

Lupakan! Lupakan semua cinta jiwa yang tidak akan berujung di pelaminan. Tidak ada cinta jiwa tanpa sentuhan fisika. Semua cinta dari jenis ini, yang tidak berujung pada penyatuan fisik yang diridhoi Allah, hanya akan mewariskan penderitaan bagi jiwa. Cinta seperti ini menyedihkan, cinta model begini memalukan! Seperti yang dialami oleh Nashr Bin Hajjal pada masa kekhalifahan Umar Bin Khattab.

Ia pemuda paling tampan yang ada di Madinah. Sholeh dan kalem. Secara diam-diam, banyak gadis-gadis Madinah mengidolakannya. Sampai suatu saat Umar Bin Khattab mendengar seorang perempuan menyebut nama pemuda ini dalam bait-bait puisi yang dilantunkannya di malam hari. Umar pun mencari pemuda ini. Begitu melihatnya, Umar terpana dan mengatakan, bahwa ketampanan pemuda ini telah menjadi fitnah bagi gadis-gadis di Madinah. Akhirnya Umar pun mengirim pemuda ini ke kota Bashra.

Di sini ia bermukim pada sebuah keluarga yang hidup bahagia. Celakanya, pemuda ini justru jatuh cinta dengan istri tuan rumah. Dan wanita itu pun membalas cinta sang pemuda. Suatu saat, mereka duduk bertiga ; Nashr sang pemuda itu, istri tuan rumah, dan suaminya. Nashr menulis sesuatu dengan tangannya di atas tanah yang lalu dijawab oleh sang istri tuan rumah. Karena buta huruf, sang suami yang mulai curiga itu pun memanggil sahabatnya untuk membacakan tulisan yang ada di tanah itu. Dan ternyata tulisan itu berbunyi … “Aku Cinta Padamu!”. Nashr tentu saja malu karena sang tuan rumah mengetahui hal ini. Ia pun akhirnya meninggalkan keluarga tersebut dan hidup sendiri. Tapi cintanya itu tidak hilang, bahkan semakin menjadi-jadi. Dan ia pun menderita karenanya. Sampai ia jatuh sakit dan kurus kering. Suami perempuan itu mengetahui hal tersebut, dan timbul rasa iba dalam hatinya. Ia kemudian menyuruh istrinya untuk menemui Nashr dan mengobati luka hatinya. Betapa gembiranya Nashr ketika perempuan itu datang. Tapi cinta mereka tak mungkin tersambung ke palaminan. Mereka tidak melakukan dosa, memang. Tapi mereka menderita. Dan Nashr meninggal setelah penderitaan itu.

Itu derita panjang dari sebuah cinta yang tumbuh di lahan yang salah. Tragis memang. Tapi ia tak kuasa menahan cintanya. Dan ia harus membayarnya dengan penderitaan hingga akhir hayat. Pastilah cinta yang begitu akan menjadi ‘penyakit’. Sebab cinta yang seperti ini justru akan menemukan kekuatannya jika terjadi sentuhan fisik yang diridhoi Allah. Makin intens sentuhan fisiknya, makin kuat dua jiwa tersambung. Maka ketika sentuhan fisik itu jadi mustahil, cinta yang ini hanya akan berkembang jadi ‘penyakit’.

Itu sebabnya Islam memudahkan seluruh jalan menuju ke pelaminan. Semua ditata sesederhana mungkin. Mulai dari proses perkenalan, peminangan, hingga mahar dan pesta pernikahan. Jangan ada tradisi yang menghalangi cinta dari jenis yang ini untuk sampai ke pelaminan. Tapi mungkin halangannya bukan tradisi. Juga mungkin tidak selalu sama dengan kasus Nashr. Kadang-kadang misalnya, karena cinta tertolak atau karena tidak cukup memiliki alasan yang kuat untuk dilanjutkan dalam sebuah hubungan jangka panjang yang kokoh.

Tapi apapun situasinya, begitu peluang menuju ke pelaminan tertutup, maka cinta dari jenis yang ini harus diakhiri. Karena cinta seperti ini hanya akan menimbulkan penderitaan. Cinta seperti ini menyedihkan, cinta semacam ini memilukan, bahkan cinta ini memalukan. Maka lupakan! Lupakan semua cinta jiwa yang tidak akan sampai ke pelaminan. Hanya di sana cinta ini absah untuk tumbuh dan bersemi ; di singgasana pelaminan!

Comments (2) »

KOMITMEN MUSLIM SEJATI (Fathi Yakan)

Apa Artinya Saya Mengaku Muslim?

Mengaku Muslim bukan sekadar klaim terhadap identitas saja, namun lebih jauh dari itu: pengakuan untuk menjadi penganut Islam, berkomitmen terhadap Islam, dan beradaptasi dengan Islam dalam setiap aspek kehidupan.

  1. Mengislamkan Aqidah

Aqidah seorang muslim hendaknya merupakan aqidah yang benar dan shahih, selaras dengan Al Qur’an dan As Sunnah. Oleh karena itu ia harus meyakini pula segala sesuatu yang terdapat di dalam keduanya. Diantaranya adalah meyakini Maha Besar Allah, keEsaan Allah, tidak menyekutukanNya, senatiasa mengingatNya, merasakan muraqabahNya setiap saat, serta meyakini bahwa Nabi Muhammad adalah rasul terakhir yang diutus oleh Allah untuk menyampaikan risalah kepada umat manusia di bumi berupa Al Qur’an.

  1. Mengislamkan Ibadah

Sebagai bukti dari benarnya aqidah, maka seorang muslim juga harus memperhatikan ibadahnya. Karena ibadah itulah penghubung antara seorang hamba dengan Sang Khaliqnya. Baiknya ibadah seseorang inilah yang juga akan mempengaruhi hubungan sesama manusia. Diantara yang dimaksud dengan ibadah yang baik adalah senantiasa menjaga kekhusyukan dalam beribadah, ikhlas hanya karena dan untuk Allah, manjaga amalan-amalan ibadah wajib maupun sunnah, dan senatiasa mengingat Allah dengan berdoa dalam keadaan apapun.

  1. Mengislamkan Akhlaq

Akhlaq mulia merupakan buah sekaligus bukti dari kuatnya iman. Maka jika aqidah dan ibadah terjaga, maka akhlaq pun akan baik dengan sendirinya. Karena ketiganya merupakan mata rantai yang tidak bisa putus. Diantara akhlaq seorang muslim yang harus selalu dijaga adalah

a. Wara (hati-hati) terhadap syubhat

b. Menahan Pandanagn

c. Menjaga lidah

d. Malu (haya’)

e. Pemaaf dan sabar

f. Jujur

g. Rendah hati

h. Menjauhi su’udzan dan ghibah serta mencari cela sesame muslim

i. Dermawan dan pemurah

j. Menjadi teladan yang baik

  1. Mengislamkan keluarga dan rumah tangga

Kewajiban setiap muslim adalah mengajak orang lain menuju kebaikan dan mencegah dari kemungkaran. Kewajiban ini diemban oleh setiap muslim dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam rangka membentuk masyarakat yang baik, peran keluarga sangatlah penting karena keluarga-keluarga itu nantinya akan meluas menjadi masyarakat. Maka dibutuhkan pembinaan-pembinaan dalam setiap keluarga muslim. Pembinaan ini dimualai saat pra pernikahan yang meliputi memilih calon suami/istri yang baik agamanya dan tujuan pernikahan itu sendiri. Sedangkan pembinaan pasca pernikahan meliputi adab hubungan antara suami dengan istri dan tanggung jawab terhadap pendidikan anak.

  1. Mengalahkan Nafsu

Nafsu merupakan musuh terbesar manusia karena ia merupakan manifestasi dari setan. Ada orang yang sangat sulit ditaklukan oleh nafsunya, ada yang bersungguh-sungguh memerangi nafsunya tetapi kadang terjebak menuruti nafsunya kemudian ia beristighfar, dan ada pula yang sangat mudah ditundukkan oleh nafsu yang ada dalam dirinya. Oleh karena itu hendaknya seorang muslim mengetahui kemampuan-kamampuan yang ada di dalam dirinya untuk mengalahkan nafsunya

a. hati yang lembut, kukuh, dan bercahaya

b. akal yang bijaksana, berilmu, dan senatiasda mencari wasilah-wasilah yang dapat mendekatkan diri kepada Allah.

Sepuluh pintu masuknya setan dan cara menghadapinya

a. ambisi dan buruk sangka, dihadapi dengan rasa percaya dan menerima

b. kecintaan kepada hidup dan panjang angan-angan, dihadapi dengan menghadirkan rasa takut terhadap datangnya kematian secara tiba-tiba

c. keinginan untuk santai dan bersenag-senang, dihadapi dengan menyadari hilangnya nikmat dan keburukan hisab

d. bangga diri, dihadapi dengan mengingat karunia

e. meremehkan dan tidak menghargai orang lain, dihadapi dengan mengenali hak dan kehormatan mereka

f. dengki, dihadapi dengan menerima dan rela terhadap pembagian rizqi yang telah ditetapkan Allah

g. riya, dihadapi dengan keikhlasan

h. kikir, dihadapi dengan menyadari akan sirnanya semua yang ada di tangan makhluk dan kekalnya pahala di sisi Allah

i. sombong, dihadapi dengan sikap rendah hati

j. tamak, dihadapi dengan percaya yang ada di sisi Allah dan bersikap zuhud terhadap apa yang menjadi milik manusia.

  1. Yakin bahwa masa depan adalah milik Islam

Islam sebagai ajaran Allah harus diyakini yang paling mampu untuk mengatur urusan kehidupan serta mengendalikan dan memimpin umat manusia. Hal ini dipandang karena hal-hal sebagai berikut

a. Islam bercorak ketuhanan yang menjadikannya lebih unggul dan terdepan daripada segala konsep produk buatan manusia

b. Islam bersifat universal dimana ia meninggalkan sentimen sempit kedaerahan, ras, nasionalisme, gender, dan keturunan. Keterbukaan dan keluasan ini bersumber dari konsep agama (sibghah) yang telah dijelaskan sebelumnya

c. Islam mampu menampung segala bentuk permasalahan manusia yang berubah-ubah dan bervariasi. Dalam Islam terdapat tempat untuk berijtihad dalam menyimpulkan hukum-hukum yang berkenaan dengan masalah-masalah yang tidak ada nashnya dengan metode-metode tertentu.

d. manhaj Islam mampu memenuhi kebutuhan hidup manusia baik secara individual dan kolektif karena ia dirumuskan oleh Tuhan Yang Maha Tahu segala urusan manusia, Allah SWT.

Tentunya kesempurnaan konsep yang dimuat oleh Islam ini jauh lebih maju dan lebih solutif dibanding konsep-konsep yang dibuat manusia di seluruh penjuru dunia: kapitalisme, sosialisme, komunisme, liberalisme, demokratisme, dll

Apa Artinya Saya Berafiliasi Kepada Pergerakan Islam?

Setelah ditempa oleh ujian yang melibatkan aqidah, ibadah, akhlaq, memerangi hawa nafsu, dll, maka setelah itu yang perlu dilakukan adalah mengkaryakan dirinya untuk bergerak demi kejayaan Islam itu sendiri.

1. Hidup untuk Islam

Hidup untuk Islam berarti mengerahkan seluruh potensi yang dimiliki dirinya untuk mengukuhkan perjuangan Islam. Jadi seorang muslim bukanlah orang yang hidup untuk dunia, atau hidup terombang-ambing diantara godaan dunia dan manisnya akhirat, tetapi ia menjadi orang yang menjadikan dunia sebagai sarana untuk menggapai kehidupan akhirat.

Untuk itu maka dibutuhkan sebuah kesadaran agar ia mencapai posisi itu

a. mengetahui tujuan hidup

b. mengetahui berharganya nilai akhirat bila dibandingkan dengan nilai dunia

c. menyadari bahwa kematian pasti datang dan mengambil pelajaran darinya

d. mengetahui hakikat Islam dengan mempelajari dan memahami prinsip-prinsip dan hukum-hukum yang meliputinya

e. mengetahui hakikat jahiliyah

Karakteristik manusia yang hidup untuk Islam

a. teguh dalam melaksanakan ajaran Islam

b. memiliki kepedulian erhadap kemashlahatan Islam

c. bangga terhadap kebenaran dan yakin kepada Allah

d. konsisten dalam memperjuangkan Islam dan tolong-menolong antar para aktivis

  1. Meyakini kewajiban untuk memperjuangkan Islam

Memperjuangkan Islam merupakan suatu kewajiban bagi setiap muslim. Hal itu dikarenakan beberapa pandangan

a. kewajibannya sebagai prinsip

Inti dari perjuangan Islam adalah amar ma’ru nahi munkar, yang sekaligus merupakan prinsip dasar ajaran Islam itu sendiri. Jika dahulu yang terkena kewajiban itu adalah para rasul, maka sekarang merupakan tugas setiap muslim untuk meneruskannya.

b. kewajibannya sebagai hukum

Berkuasanya tatanan produk manusia mengharuskan kaum muslimin untuk menegakkan masyarakat yang Islami, menundukkan manusia kepada Allah dalam aqidah, akhlaq, maupun tata kehidupan mereka. Jika mewujudkan masyarakat yang Islami dan berhukum dengan apa yang diturunkan Allah merupakan kewajiban, maka berjuang untuk menegakkan dan mewujudkannya juga merupakan kewajiban sebagai hukum.

c. kewajiban menegakkan Islam sebagai kebutuhan darurat

Banyaknya fakta akan adanya imperialisme terhadap umat muslim di negara-negara muslim maupun non muslim menjadikan perjuangan menegakkan Islam merupakan suatu kewajiban.

d. kewajiban secara individu dan kolektif

Kewajiban memperjuangkan Islam bersifat individu seperti kewajiban Islam yang lain. Jika dari sisi ini memperjuangkan Islam merupakan kewajiban individu, maka a merupakan kewajiban kolektif dipandang dari segi tanggung jawab pelaksanaannya.

e. barangsiapa berjihad, sesungguhnya ia berjihad untuk dirinya sendiri

Seperti halnya kita beribadah bukan karena Allah membutuhkan ibadah kita, tetapi karena kita yang membutuhkannya, sama halnya dengan berjihad. Dalam berjuang, hendaknya para aktivis Islam melakukannya dalam rangka membersihkan dirinya, menyucikan jiwanya, melaksanakan sebagian hak Allah yang wajib ditunaikan, dan mengharap pahala dari Allah.

  1. Pergerakan Islam: misi, karakteristik dan perlengkapannya

a. misi perlengkapan Islam

Pergerakan Islam adalah sebuah organisasi internasional yang berkembang agar mewadahi seluruh aktivis di kancah perjuangan Islam di setiap kawasan bumi. Ia memerangi imperialisme dan meyakini bahwa hukum dan ajaran Islam itu lengkap dalam mengatur seluruh urusan manusia dalam segala bidang.

Ia memandang bahwa tindakan menagdopsi sistem kalitalisme, sosialisme, komunisme, dan sistem produk manusia lainnya sebagai pengingkaran terhadap ajaran Islam yang agung dan pengingkaran terhadap Allah.

Sebagai perinciannya, pergerakan Islam meliputi berbagai sistem

· sistem pemerintahan internal

· sistem hubungan internasional

· tatanan aplikatif di bidang kehakiman

· sistem pertahanan kemoiliteran

· sistem perekonimian

· sistem pendidikan dan pengajaran

· tatanan keluarga dan rumah tangga

· tatanana individu dalam perilakunya

· spirit umum yang mewarnai setiap individu umat, baik penguasa maupun rakyatnya

b. karakteristik dasar perjuangan Islam

· pergerakan yang bercorak ketuhanan (rabaniyah)

· pergerakan yang independen (muncul dari relitas masyarakat Islam)

· pergerakan yang progresif

· pergerakan yang komprehensif (bertujuan memperbaiki seluruh aspek kehidupan)

· menjauhi perselisihan fiqih

c. spesifikasi pergerakan Islam

· jauh dari kekuasaan penguasa dan politikus

· memiliki tahapan-tahapan dalam langkah-langkahnya

Ø tahapan ta’rif

Yaitu menyebarkan fikrah umum dalam masyarakat. Sarananya adalah pengajian dan bimbingan, pendirian lembaga-lembaga yang bermanfaat.

Ø tahapan takwin

Yaitu menyaring unsur-unsur baik untuk memikul beban jihad dan membentuk sinergi satu sama lain.

Ø tahapan tanfidz

Yaitu jihad tanpa kompromi, aktivitas berkesinambungan dalam rangka mencapai tujuan, serta ujian dan cobaan yang tidak mungkin mampu bersabar menghadapinya selain orang-orang yang tulus.

· mengutamakan aktivitas dan produktivitas daripada klaim dan propaganda

· mengatur napas yang panjang, tidak tergesa-gesa

· nyata dalam aktivitas, rahasia dalam organisasi

· uzlah (pembedaan) kejiwaan, bukan fisik

· tujuan tidak menghalalkan segala cara

Hal tersebut diperjelas dengan adanya batas ideologi dan moral

Ø aktivitaas memperjuangkan kebenaran tidak boleh menggunakan sarana yang batil

Ø kebenaran tidak bisa dipisah-pisahkan

Ø kebenaran harus diperjuangkan dengan penuh kekuatan dan harus ada pengorbanan

Ø para pejuang kebenaran harus senantiasa sadar, berhati-hati, dan teguh berpegang pada tali Allah

Ø kebenaran adalah yang dituntunkan oleh syara’, bukan yang dituntunkan oleh manusia

d. perlengkapan perjuangan Islam

· jihad fi sabilillah

· keimanan yang mendalam, kuat, suci, dan kekal

· meyakini keistimewaan dan kebaikan jalan yang ditempuh

· meyakini persaudaraan dan hak-haknya

· meyakini agung dan besarnya pahala

· meyakini akan diri mereka sendiri

  1. Mengetahui jalan perjuangan Islam

Perjuangan Islam adalah perjuangan lurus yang mencermnkan garis perjuangan Islam yang mendasar, apapun namanya dan atribut luarnya. Ia berdiri di atas konsep dasar perubahan total dan melakukan persiapan untuk transformasi total.

  1. Mengetahui dimensi-dimensi afiliasi kepada pergerakan Islam

a. afliasi dalam aqidah

Hal ini mengandung makna kepatuhan kepada perintah Allah serta minat yang besar untuk memperoleh rahmat dan ridhoNya. Sikap ini akan jauh dari pengaruh kematian, kehilangan atau kepergian figur dari pentas dakwah karena ia menjadi keterkaitan individu-individu dengan Allah serta bersatunya mereka juga karena Allah.

b. afiliasi dalam tujuan

Hal ini berarti keanggotaannya senantiasa terkait dengan tujuan jamaah, dalam kondisi bagaimanapun, bukan afiliasi periodik yang akan berakhir seiring berakhirnya periode tersebut atau hilang setelah situsianya berubah. Ia tidak bisa ditinggalkan begitu saja sampai sang aktivis bertemu dengan Tuhannya dalam keadaan tetap demikian.

  1. Mengetahui poros-poros perjuangan Islam

a. poros perjuangan Islam

· kejelasan tujuan

Kejelasan tujuan dimaksudkan untuk mengefisienkan energi para aktivis dalam menghadapi persoalan dan konflik yang berkaitan dengan tujuan perjuangan Islam (menghambakan manusia kepada Allah baik secara individu maupun kolektif)

· kejelasan jalan

Artinya adalah bahwa jalan perjuanagn Islam harus tunduk pada kaidah-kaidah dan prinsip-prinsip baku yang telah digariskan oleh tujuan dasar perjuangan dan dikuatkan oleh terjemahan riilnya dalam sirah Rasul SAW. Adapun karakter jalan yang harus ditempuh adalah

Ø bersifat transformatif

Ø komprehensif

Ø universal

· komitmen terhadap jalan Rasul SAW

Sirah Rasul menyuguhkan metode paling selamat dalam memprjuangkan Islam, mengemukakan seni dalam berdakwah dan berinteraksi dengan masyarakat, serta cara-cara menghadapi dan menghancurkan masyarakat jahiliyah.

b. posisi kekuatan fisik dalam startegi pergerakan

Kekuatan yang pertama dan paling utama adalah kekuatan aqidah dan iman, setelah itu adalah kekuatan kesatuan dan ikatan, setelah itu kekuatan tangan dan senjata.

  1. Mengetahui persyaratan baiat dan keanggotaannya

Beberapa hal yang perlu diperhatikan

a. kualitas buka kuantitas

b. baiat dan hukumnya

c. ketaatan dan hukumnya

d. rukun-rukun baiat

· al fahm

· al ikhlash

· al amal

· al jihad

· at tadhiyah (pengorbanan)

· at tha’at

· at tsabat (keteguhan)

· at tajarud (dedikasi)

· al ukhuwah

· at tsiqah

e. kewajiban-kewajiban akhi muslim

· membaca wirid harian dari Al Qur’an

· membaca, mendengarkan, dan merenungkan makna Al Qur’an

· melakukan check up kesehatan

· menghindari konsumsi kopi, the, dan minuman perangsang lainnya

· memperhatikan kebersihan

· berkata jujur dan jangan berbohong

· menepati janji dan perkataan

· menjadi pemberani dan tabah

· dll

f. doa rabithah

Comments (2) »